PRASANGKA ETNIK MELAYU TERHADAP ETNIK MINANGKABAU
DOI:
https://doi.org/10.33558/makna.v4i1.1670Keywords:
Prasangka, etnik Melayu, etnik MinangAbstract
Prasangka adalah sebagai sikap tidak toleran, tidak sesuai, atau tidak adil terhadap
sekelompok orang. Sasaran prasangka akan dipandang dengan sikap yang merendahkan,
kecurigaan, ketidak percayaan atau rasa permusuhan yang. Ada beberapa peringatan
dari orang tua etink melayu yang diajarkan dari berbagai petuah-petuah orang tua warga
etnik Melayu terhadap anak-anaknya. Di dalam petuah-petuah tersebut terkandung nilainilai
agar ketika anaknya dewasa kelak jangan memilih jodoh atau mencari pasangan
hidup dari warga etnik Minangkabau. Bagi mereka orang Minangkabau adalah “orangorang
yang berwatak pelit, suka menang sendiri, licik, tamak, dan lebih mementingkan
keluarganya. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif tentang prasangka mahasiswa
etnik melayu terhadap etnik Minangkabau. Subyek penelitian adalah mahasiswa UIN
SUSKA aktif kuliah di angkatan 2013 sampai 2017 yang berjumlah 62 orang, yang
terdiri dari mahasiswa etnis Melayu dimana kedua orang tua mahasiswa tersebut berasal
dari etnis Melayu dan berasal dari Kab. Kampar. Alat ukur yang digunakan adalah skala
prasangka dengan mengungkap tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan konatif. Hasil
penelitian ditemukan pada kategori kuat pada aspek kognitif terdapat 13 orang
(20,97%), pada kategori afektif terdapat 11 orang (17,74%). Sedangkan kategori konatif
ada 7 orang (11, 29%). Prasangka disebarluaskan dari orang yang satu ke orang lain
sebagai bagian dari norma budaya atau sub-budaya seseorang. Prasangka diperoleh
individu melalui proses sosialisasi, individu mempelajari sikap berprasangka itu untuk
dapat diterima oleh orang lain.