PEMETAAN JARINGAN IRIGASI DAERAH JAWA BARAT BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Abstract
Jawa Barat dikenal sebagai daerah yang berperan penting dalam produksi pertanian di Indonesia, hampir 23% dari 29,3 ribu km persegi tanah di Jawa Barat merupakan persawahan. Pengembangan dan pemeliharaan padi sawah di Jawa Barat tergantung dari ketersediaan air di irigasi dan kondisi jaringan sehingga dibutuhkan data tentang kondisi jaringan irigasi dan informasi terkait yang diperlukan. Maka dari itu dibuat pemetaan Jaringan Irigasi berbasis SIG untuk mendukung kebutuhan data. Pengumpulan data, yaitu: data tersier (penelusuran dengan tracking GPS serta wawancara) dan data sekunder, pengolahan data analisa berdasarkan parameter pembobotan. Pengolahan data spasial, data spasial ditampilkan dengan konsep layer dan atribut. Daerah irigasi yang berada di Provinsi Jawa Barat dari total 27 kabupaten/kota sebanyak 16 kabupaten/kota yang berhasil diamati, dari sebanyak 855 daerah irigasi yang menyebar di kabupaten/kota di Jawa Barat sebanyak sebanyak 151 daerah irigasi (18%) dalam kondisi sangat baik, 157 daerah irigasi (18%) kondisi baik, 256 daerah irigasi (30%) kondisi kurang dan sisanya 291 daerah irigasi (34%) dalam kondisi sangat kurang.
Kata Kunci : Sistem Informasi Geografis, Kondisi Irigasi, Saluran Irigasi tersier, GPS.
Downloads
References
Martief,M.T., Martina, 2008. PANDUAN PENILAIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI TERSIER. Balai Irigasi
Prahasta, eddy, 2009. “KONSEP-KONSEP DASAR (Perspektif geodesi & geomatika)”,SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS, hal 109-110
Republik Indonesia, Presiden, 2006. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006. Departemen Pekerjaan Umum